Sebagian ibu-ibu setelah melahirkan mengalami perasaan sedih secara tiba-tiba dan merasa tidak nyaman, bahkan ada juga yang mengalami depresi yang berkepanjangan pasca persalinan.
Perasaan sedih dan tidak nyaman setelah melahirkan sebenarnya dapat dikategorikan sebagai bentuk depresi dari baby blues, postpartum depression atau postpartum psychosis. Namun depresi yang dialami masing-masing ibu biasanya memiliki tingkatan yang berbeda-beda.
Berikut ini ciri-ciri tingkat depresi yang umumnya terjadi pada ibu pasca persalinan :
Baby blues
Depresi ini muncul pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan dan biasanya akan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Umumnya ditandai dengan gejala kesedihan yang relatif ringan, yaitu :
- Merasa sedih
- Sering menangis
- Merasa tidak nyaman
- Malas
- Merasa takut
Postpartum Depression
Depresi ini biasanya timbul paling cepat 30-40 hari setelah persalinan. Ditandai dengan depresi ringan hingga sedang dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Tidak bergairah
- Sulit tidur
- Sulit berkonsentrasi
- Kelelahan
- Merasa bersalah
- Hilangnya selera makan
- Menurunnya berat badan
- Merasa tidak berdaya
Postpartum Psychosis
Umumnya berupa gejala agitasi, yaitu gelisah yang bisa diekspresikan dengan mengamuk.
Beberapa penelitian menyatakan biasanya depresi pasca melahirkan ini lebih sering terjadi pada kebanyakan ibu-ibu usia remaja sampai dengan dewasa muda (kurang lebih 14-20 tahun). Karena pada usia tersebut biasanya kepribadian wanita belum terlalu matang sehingga kemampuan untuk beradaptasi dengan masalah seringkali juga belum terlalu baik.
Biasanya faktor penyebab atau pemicu terjadinya depresi dipengaruhi oleh Faktor Internal dan Eksternal, antara lain :
1. Faktor Internal
- Akibat ketidakseimbangan hormon, yaitu menurunnya hormon progesteron dan estrogen secara drastis, tetapi prolaktin meningkat.
- Meskipun bersifat hormonal, baby blues diduga juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepribadian ibu, yaitu bagaimana si ibu mempertahankan diri dan melakukan adaptasi terhadap masalah yang muncul dalam kehidupannya.
2. Faktor Eksternal
Yaitu jika ibu terpaksa melahirkan dengan bantuan vakum atau melalui operasi caesar padahal si ibu ingin melahirkan seara normal, atau jika kondisi bayi tidak seperti yang diinginkan.
Bagaimanakan cara mengatasi depresi pasca melahirkan tersebut ? Sebenarnya penanganan depresi tersebut bisa diatasi bila kita bisa melihat lebih jelas penyebabnya dan mengenali dahulu akar permasalahan yang ada. Namun secara umum penanganan terhadap depresi pasca melahirkan tersebut antara lain :
- Penanganan terhadap depresi baby blues
Sebenarnya tidak memerlukan terapi khusus oleh psikolog atau psikiater. Dukungan yang memadai, baik dari suami maupun anggota keluarga yang lain merupakan terapi yang paling manjur. Depresi ini bisa hilang dengan sendirinya saat hormon yang ada dalam tubuh ibu sudah seimbang.
- Penanganan terhadap depresi Postpartum Depression dan Postpartum Psychosis
Depresi ini perlu penanganan oleh psikolog atau psikiater serta bekerjasama dengan dokter kandungan. Penanganan harus diberikan secara menyeluruh agar dapat diatasi dengan baik.
Mengingat betapa pentingnya peran ibu dalam sebuah keluarga, maka pengenalan dan penanganan sedini mungkin harus dilakukan. Sehingga dapat menghindari kemungkinan anak diasuh oleh ibu yang sedang mengalami masalah yang dapat berdampak buruk pada perkembangan emosional dan perilaku anak pada masa dini.
0 komentar:
Posting Komentar