Senin, 28 April 2014

Dampak Kekerasan Pada Anak

Diposting oleh Unknown di 06.44
Ibu yang bijak, seringkali kita dibuat frustasi bahkan bisa jadi kita menjadi memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi didalam mendidik anak. Apalagi bila melihat anak tidak menurut pada orang tua. Tetapi apakah dengan hukuman dan kekerasan pada anak merupakan cara yang tepat untuk mendidik ?

Belakangan ini sering kita melihat dan mendengar berbagai berita baik di koran, televisi, radio bahkan lingkungan di sekitar kita banyak sekali terjadi kekerasan pada anak dan kebanyakan pelakunya adalah orang terdekat anak yaitu, ayah, ibu, paman, bibi, bahkan kakek atau nenek.

Memang tidak jarang orang tua menerapkan pola asuh anak dalam bentuk kekerasan atau hukuman bila anak melakukan kesalahan supaya anak menjadi jera dan takut untuk melakukan perbuatan yang sama.

Hukuman sebenarnya tidak salah, sepanjang tidak dalam bentuk kekerasan baik itu fisik maupun emosi. Karena pada kenyataannya setelah ditelusuri lebih jauh tidak ada maksud sekalipun bagi orang tua untuk menyakiti anaknya.

Berikut ini beberapa alasan orang tua dalam memberikan hukuman pada anak, antara lain :

1.    Agar anak mau bersikap manis dan menuruti apa yang menjadi kehendak orangtua.

2.    Karena orangtua kurang terampil dan kurang bersedia memberi bimbingan pada anak dalam menentukan sikap dan perilaku sehari-hari maka orangtua lebih memilih cara praktis yaitu dengan kekerasan.

3.    Diharapkan anak menjadi jera danmeng hentikan perilaku buruk yang ada.

Berdasarkan jenis kekerasan yang muncul, dapat dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu :

1.    Kekerasan Verbal
Kekerasan dalam bentuk ucapan, perkataan dan bahasa yang melecehkan kemampuan anak, memarahi anak, membentak anak, dan selalu mengkritik. Misal : memberi label pada anak (gendut, hitam, jelek, nakal, bodoh, dll)

2.    Kekerasan Emosi
Kekerasan dalam bentuk luapan emosi yang mengakibatkan anak sakit hati. Misal : menakuti anak, mengancam anak, mendiamkan anak, menceritakan keburukan anak, hari ini melarang besok memperbolehkan, melarang anak mengungkapkan emosi negatif.

3.    Kekerasan Fisik dan Seksual
Antara lain : mengurung anak di kamar mandi, mengunci pintu sehingga anak tidak dapat masuk, menyetrap anak berdiri dipojok rumah atau memperkosa anak.

Sehingga kemungkinan efek atau akibat dari pola asuh yang menyimpang dalam bentuk kekerasan tersebut akan berdampak buruk, dapat membekas dan menjadi trauma yang berkepanjangan dan berpengaruh dalam sepanjang kehidupan anak.

Selain itu akan mempengaruhi tumbuh kembang anak, baik itu perkembangan kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan/ emosi), motorik dan juga kemampuan sosialisasi.

Berikut ini kemungkinan efek yang timbul akibat pola asuh yang salah, antara lain :

1.    Kecemasan yang berkepanjangan, perasaan yang tidak aman, tegang dan bingung

2.    Perasaan takut yang berlebihan akan merusak kemampuan dalam berpikir dan berperilaku secara rasional terutama dalam pengambilan keputusan yang tepat.

3.    Anak akan sulit berkonsentrasi sehingga proses belajar terganggu dan ujung-ujungnya hasil pendidikan tidak optimal.

4.    Anak tidak percaya diri dalam arti tidak tegas dalam bersikap atau kurang asertif dan tidak mampu mengambil keputusan bagi dirinya dan selalu tergantung pada orang lain dalam bertindak.

5.    Memiliki konsep diri yang negatif. Merasa diri tidak berguna dan penghargaan terhadap dirinya sendiri rendah.

6.    Menimbulkan tekanan batin serta trauma yang berkesinambungan.

7.    Kurang memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah.

8.    Emosi labil. Emosi positif atau negatif tidak berkembang secara maksimal.

9.    Kontak sosial dengan lingkungan cenderung terganggu bahkan bisa menjadi antisosial.

10.    Pendendam. Pola yang ia terima waktu kecil akan ia terapkan pula setelah ia dewasa dan menjadi orang tua.

11.    Agresif. Perilaku desturktif atau merusak.

Setelah melihat begitu besar dan banyaknya dampak negatif pada anak akibat pola asuh yang salah, mari kita sebagai ibu dan juga sebagai orang tua yang bijak belajar menerapkan pola asuh yang benar dengan melihat pedoman yang benar dalam mendidik anak.

Terimalah apa yang menjadi kelebihan atau kekurangan anak. Berusahalah keras mencari alternatif dalam mengubah perilaku anak yang dirasa kurang sesuai, sehingga sebagai orangtua kita tidak menerapkan pola asuh dengan kekerasan apapun alasannya.

Karena pola asuh dengan kekerasan justru akan menjauhkan orang tua dengan anak. Anak akan menjadi tidak hormat lagi pada orangtua, hubungan orang tua dengan anak akan terganggu dan tidak mesra lagi.

Memberikan kehangatan dan kasih sayang yang tulus dan mendalam, orang tua dapat memenuhi kebutuhan anak yang paling mendasar, yaitu selalu ingin dihargai dan merasa aman serta nyaman dalam kehidupannya dapat terpenuhi secara maksimal, sehingga anak tetap dapat berkembang dengan sehat sesuai dengan tumbuh kembangnya yang harus dilalui.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Ibu dan Anak Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez