Sabtu, 19 April 2014

Pedoman Cara Mendidik Anak yang Benar

Diposting oleh Unknown di 04.42
Sebagai orang tua yang baik, tentunya semua mengharapkan anak-anaknya kelak menjadi anak yang baik dan sukses dalam hidupnya. Tentunya hal itu bisa terwujud dengan adanya peran penting orang tua dalam mendidik anak.

Sebagai orang tua, kita memerlukan kompas atau pedoman untuk mendidik anak-anak kita. Banyak sekali orang tua yang mengeluh karena sulitnya dalam mendidik anaknya, biasanya kebanyakan orang tua mengeluhkan prilaku anak yang sulit untuk bangun pagi, tidak mau mengerjakan tugas sekolah, sering menangis bila keinginannya tidak terpenuhi, susah makan pada anak atau pilih-pilih makanan, berkelahi dengan teman atau saudaranya dan masih banyak masalah-masalah yang lainnya yang sering membuat para orang tua stress.

Bukan orang tua saja yang merasa bingung dan putus asa, sebenarnya anak juga bingung dengan alasan-alasan yang diberikan orang tua untuk melarang mereka melakukan ini-itu. Dan senjata anak pada umumnya adalah menangis. Setelah menangis maka orang tua akan mudah mengatakan kalau anaknya nakal.

Sebenarnya anak kita tidak nakal, hanya saja kita tidak tahu harus berbuat apa terhadap anak kita dan bagaimana mengelola keinginan mereka. Ketika kita mendapati anak tidak mau melakukan atau tidak bisa diatur sesuai dengan keinginan kita, kita akan memukul atau menghajar mereka. Tetapi seringkali kita melakukannya demi menutupi rasa malu kita, bukan demi anak itu sendiri, karena kita takut dinilai orang lain tidak bisa mendidik anak. Anak kita adalah manusia dan bukan robot atau boneka hidup yang harus selalu menuruti keinginan kita, mereka butuh cinta kasih dan perhatian kita sebagai orang tua.

Berikut ini ada 9 ciri pola didik yang salah dan tidak sehat dalam keluarga, antara lain :

1.    Perlakukan kasar secara verbal/ emosional
Keluarga yang selalu berbicara kasar dan mengeluarkan kata-kata kasar yang menyakiti hati anak saat emosi memuncak, bahkan disertai dengan sering memukul dan menghajar anak.

2.    Tuntutan sempurna
Keluarga yang menuntut anak harus selalu baik dalam segala hal sesuai dengan keinginan orang tua, misal anak harus selalu rangking 1 dalam sekolah, anak harus mau makan makanan yang dihidangkan dan porsinya ditentukan dan harus habis.

3.    Kekakuan
Keluarga yang tidak pernah memberikan anak pilihan atau menawarkan anak untuk menentukan pilihannya, segala sesuatunya diatur orang tua. Misal mengenai makanan yang harus dimakan, porsinya, bakat atau pendidikan yang harus ditempuh anak tanpa menawarkan anak hal-hal yang disenanginya.

4.    Kesunyian
Keluarga yang jarang berkomunikasi dengan anak karena kesibukan dalam bekerja atau karena aktif dalam berbagai organisasi.

5.    Kekangan
Keluarga yang terlalu mengendalikan dan mengekang emosi sebenarnya juga tidak baik dan akan menimbulkan masalah di masa mendatang. Emosi seperti marah, takut, kuatir, rasa bersalah dll harus diungkapkan dalam batas sewajarnya, secara kreatif dan positif. Karena bila tidak diungkapkan akan mengajarkan anak untuk memakai topeng agar tampak gembira sepanjang waktu sehingga akan membawa mereka pada kepedihan yang berlarut-larut bahkan bila sudah meluap emosi pun akan meledak tanpa terkendali.

6.    Perantara
Keluarga yang menjadikan anak perantara saat hubungan ayah atau ibunya sedang tidak baik. Misal : sang ayah menyuruh anaknya untuk mengatakan kepada ibunya apa masih marah dan menyuruh anaknya untuk menyampaikan permintaan maafnya. Saat sang ibu tidak mau menerima permintaan maaf sang ayah dengan mengatakan kepada anaknya bahwa permintaan maaf ayah saja tidak cukup untuk ibu. Maka sang anak akan menjadi tertekan dan merasa telah gagal merukunkan kembali orangtuanya.
Ini merupakan bentuk perlakuan kasar orang tua karena telah menempatkan anaknya berada ditengah-tengah masalah orang dewasa yang tidak dapat diatasinya.

7.    Kurang senda gurau
Keluarga yang kurang senda gurau tidak tahu bagaimana bersantai, bebas, bermain dan bergembira dan sangat jarang sekali mencoba untuk bersenang-senang. Sehingga dampaknya saat mereka mencoba untuk bergurau seringkali akhirnya hanya saling menyakiti karena tidak tahu bagaimana menikmati sukacita.

8.    Mentalitas korban
Adalah keluarga yang mengajarkan kepada anaknya untuk mendahulukan orang lain, berapa pun harga yang harus dibayar. Secara tidak langsung mengajarkan anak bahwa diri sendiri kurang penting. Sekilas memang baik tapi sesungguhnya akan merusak mentalitas anak, anak akan merasa menjadi korban, selalu berusaha menyenangkan orang lain atau menanggung penderitaan yang diakibatkan oleh kesalahan orang lain.

9.    Keterikatan
Keluarga yang mengajarkan bahwa jika ada salah satu anggota keluarga tertekan atau dalam masalah, maka yang lain juga ikut merasakannya dan cenderung menyalahkan orang lain atas keadaan ini. Ayah, ibu dan anak begitu terikat secara emosi sehingga masing-masing pribadi menyalahkan orang lain atas keadaannya.

Bila kita termasuk salah satu dalam keluarga diatas, mari kita berusaha memperbaikinya dengan mengambil langkah bersama pasangan saudara dalam mendidik anak-anak kita dengan lebih baik dan lebih bijak.

Berikut ini tips atau Cara Mendidik Anak yang benar, antara lain :

1.    Menyadari bahwa semua orangtua bergumul dalam mendidik anak-anak mereka.
Dengan demikian kita tahu bahwa kita tidak sendirian dalam bergumul untuk anak-anak kita sehingga kita tidak mudah menyerah dan putus asa.

2.    Pahami perkembangan anak
Sikap kita kepada anak akan terarah jika kita tahu dan mengerti perkembangan anak. Misal : usia 4-5 tahun anak kita banyak bertanya. Bukan berarti dia suka membantah, tetapi karena rasa ingin tahu mereka terhadap dunia mulai berkembang. Atau anak usia remaja yang tidak mau diajak pergi bersama, dia hanya mau pergi dengan temannya. Bukan berarti anak tidak lagi mau bersandar pada kita, tetapi karena anak dalam satu proses dimana dia mau belajar mandiri.

3.    Mendengarkan suara hati anak
Bila anak diberi kesempatan untuk memilih, maka mereka akan terbuka pada kita bahkan bisa membagi ide dan pendapat serta nasehatnya pada kita. Sehingga sebagai orang tua mengerti jalan pikiran anak, kemauan anak serta hal-hal yang disukai atau tidak disukai anak.

4.    Ajarkan sopan-santun dan kebiasaan baik
Mengajarkan anak sopan santun dan kebiasaan yang baik sejak dini dalam hal-hal yang kecil. Misal : mengucapkan terima kasih, memberi salam, mengucapkan permisi saat lewat didepan orang, meminta maaf bila salah, mengucapkan tolong jika butuh bantuan dan lain sebagainya.

5.    Milikilah waktu dan kesempatan untuk bertemu dengan anak
Kita perlu menyediakan waktu bukan menyisakan waktu untuk anak kita. Sekalipun kita sibuk, kita perlu mengatur waktu terbaik bersama dengan anak, mungkin dengan refreshing saat liburan. Karena bermain dan komunikasi merupakan waktu yang sangat berharga dan sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Dan hal ini tidak bisa digantikan dengan uang, mainan, makanan atau benda apapun yang kita berikan kepada mereka.

6.    Berdoalah bersama anak
Sebagai orang tua kita perlu membangun suasana rohani dalam keluarga. Mengajarkan cara berdoa yang benar serta memberikan contoh dan panutan yang baik bagi anak-anak kita.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Ibu dan Anak Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez